Sunday, February 25, 2007

Valentine's Day

















































































































































It's our first Valentine's celebration.
He planned everything for us. He reserved a table for two at Top of M Fine Dinning Restaurant, Meritus Mandarin on February 16th.

We ordered 3 course set dinner (French Cuisine)
Entree : (D)Frech Onion Soup, (I) Salmon salad
Main course : (D) Duck, (I) Cod fish
Dessert : Shorbet

We were entertained by acoustic group who sang for us.
He requested the song " Tonight I Celebrate my love for you "
It's wonderful night which spice up our love story

Wednesday, February 14, 2007

Segitiga Cinta

Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi.
Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan.
Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asing atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.

Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak /isterinya.
Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi.
Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh?
Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu : KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya.
Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai "triangular love" atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.
Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut "until death do us apart".

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.

Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila - gila)

Cinta atau Cocok

Artikel bagus buat Valentine's Day

Cinta atau Cocok Adalah dua orang lansia yang tinggal di salah satu
Panti Jompo. Mereka saling mengenal sudah cukup lama. Pada suatu malam
komunitasnya merayakan pesta dan mereka di satu meja makan bersama. Selama
ramah tamah itu, si opa beberapa kali main mata dengan si oma.

Akhirnya dia merasa cukup berani untuk bertanya kepadanya, *"Maukah kamu menikah dengan aku?" *Setelah "memikirkannya" dalam beberapa detik, si oma itu menjawab, *"Ya, ya, saya mau!" *Mereka masih sempat ngobrol sebentar, kemudian setelah pesta
itu mereka kembali ke tempat masing-masing.

Hari kemudian, si opa bingung.
Apakah si oma itu menjawab "ya" atau "tidak?" Dia berusaha tapi sama sekali
dia tak bisa ingat. Sambil gemeteran, dia mencoba untuk menelponnya. Pertama
dia menjelaskan bahwa ingatannya memang makin kacau. Kemudian dia mencoba
membicarakan lagi pesta yang tadi malam. Dan karena makin percaya diri,
akhirnya dia bertanya, "*Hmm, saat aku mengajak kamu untuk menikah, apakah
kamu menjawab ya atau tidak?" *Begitu gembira dia pada saat si oma itu
menjawab *"Tentu saja aku menjawab ya, ya, saya mau, dan itu sungguh dengan
sepenuh hatiku!"* Kemudian ia melanjutkan, *"Dan untung kamu menelpon,
karena saya sama sekali tidak bisa ingat siapa yang meminta saya!"*

Pada umumnya, dua orang mau menikah karena cinta, alias cinta romantik.
Perasaan "saling suka" yang juga dianggap "saling cinta" itulah yang biasa
meyakinkan pasangan untuk bersama memasuki bahtera pernikahan. Tapi ada
masalah sedikit disini, yakni walaupun cinta tersebut merupakan suatu daya
tarik yang sangat kuat bagi dua pribadi, namun ia tidak cukup kuat untuk
merekatkan keduanya. Buktinya adalah begitu banyak hubungan suami-istri yang
retak dan gagal! Saya sangat setuju dengan seorang penulis yang mengatakan
bahwa yang diperlukan untuk merekatkan seorang itu dengan pasangannya
bukanlah cinta (romantik) melainkan kecocokan.

Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan
satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia,
yaitu, *"Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." *Kata
"sepadan" dapat kita ganti dengan kata "cocok." Tuhan tidak hanya
menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja
menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam. Berarti Tuhan menyatakan
bahwa supaya seorang pria dan seorang wanita dapat hidup bersama, mereka
harus cocok. Menarik sekali bahwa Tuhan tidak menganggap cinta (romantik)
sebagai prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang
terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan.

Mungkinkah ungkapan yang sangat indah itu, "Cinta adalah segalanya," keliru?
Kedatangan Tuhan Yesus menyempurnakan Cinta. Begitu besar Kasih Allah akan
dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.... Cinta
sejati rela berkorban! Dengan cinta yang seperti ini memang, "Cinta adalah
segalanya!" Jadi para suami dan istri, kecocokan yang merekatkan kamu dengan
pasangan hendaklah disempurnakan lagi dengan cinta sejati yang dari Tuhan.
Dengan kata lain, Cintailah yang cocok dengan kamu! (P.Noel,SDB)

Friday, February 09, 2007

9th Months Anniversay






































































Yeah...today is our 9th months anniversary.
Everything is the same, works that make it different.
Well, now we have  challenges in our work. On my side, I am looking for new opportunities since my company is no longer exist.
On his side, he is struggling how to kill 8 hours a day in his office since he has nothing to do there.

I believe it's a part of life. There's time that we are so busy in our life and there's time we are so relaxed. For me, I just bear with that. I just walk day by day to life in the fullest.
As for our relationship, so far so good. Everyday we are in love and always communicating everything. Because we believe that communication is important otherwise it may cause many problems.

Oh ya, since February is Love Season. Three days ago, we spent time together at Sentosa to refresh our life and spirit.
It was simply awesome. We enjoyed our selves, gazing at the sea as since we were staring at our future..

Well, to be honest, the closer we are, the more temptation to be close with each other and sometimes we could not avoid that...It's part of learning as well.
The important thing is our focus is still God in any conditions.

Thank you God for this wonderful relationship.